"Sesungguhnya Allah Akan Mengangkat Derajat Orang Yang Beriman dan Memiliki Ilmu Pengetahuan Beberapa Derajat"

Senin, 19 September 2016

JANGAN PACARAN!

MASIH PACARAN???
Jadikan S.A.H (Sudahi atau Halalkan)
Oleh : Abu Quhava Ahda Al-Banjary




Budaya pacaran dianggap hal yang biasa oleh sebagian besar orang, terlebih saat ini dunia intertaintment seolah mengajarkan agar setiap orang, bahkan anak bau kencur sekalipun untuk menjalin hubungan yang mengatasnamakan cinta yang biasa disebut pacaran.
Pacaran diidentikkan dengan cinta padahal keduanya berbeda. Cinta adalah perasaan kasih dan sayang yang merupakan fitrah manusia, ia tercipta agar ia disalurkan kepada sesuatu yang diperbolehkan atau yang memang menjadi haknya, sedangkan pacaran adalah penurutan hawa nafsu yang nebeng serta mendompleng popularitas cinta. Apapun namanya, apapun gayanya ketika seseorang yang berlainan jenis (laki-laki/perempuan) menjalin suatu hubungan dengan keakraban yang intens sedang ia tidak disahkan oleh ikatan yang diawali dengan aqad yang menghalalkan, maka ia adalah perbuatan yang mendekati pada perzinaan dan hukumnya haram. Walaupun tampilannya tampak islami, dengan jilbab ataupun peci, akan tetapi tidak memiliki hubungan yang sah dan malah pegangan tangan atau bahkan gandengan, maka itu bukan islam. Ajaran islam sama sekali tidak pernah mengajarkan akan hal itu.
Berbicara masalah hubungan dengan dasar cinta, maka yang perlu diperhatikan adalah bahwa cinta memerlukan tanggung jawab sedangkan pacaran berusaha menghindar dari tanggung jawab. Ketika seseorang benar-benar cinta, maka ia akan datang kepada orang tua/walinya untuk meminang dan menikahi, mengambil tanggung jawab orang tua / wali untuk jadi tanggung jawabnya.  Adapun pacaran ia adalah hubungan tanpa kejelasan, ketika ia dijalin dan diikat, maka tidak perlu disaksikan siapapun, yang diperlukan hanya kesepakatan. Ketika hubungan itu putus pun, tidak ada yang bisa dimintai pertanggung jawaban atas apa yang terjadi dalam ikatan asal sepakat tesebut. Cinta itu jujur sedangkan pacaran adalah kemunafikan, ketika seseorang mencintai maka yang disampaikan adalah kebaikan dan kebenaran meskipun terasa pahit, namun pacaran ia senantiasa berusaha terlihat baik sehingga sesuatu yang tidak baik atau dianggap tidak baik akan ditutup dengan kebohongan sehingga selalu terlihat baik. Orang yang mencintai akan membawa orang yang dicintai kepada kebaikan dan kebahagiaan, sedangkan dalam pacaran tidaklah pasangannya dibawa kecuali semakin dekat kepada maksiat dan dosa yang berujung pada neraka.
Sebagian menganggap pacaran adalah upaya mengenali pribadi calon pasangan, maka dapat dikatan bahwa untuk mengenal tidak perlu menjalin hubungan pacaran. Standar yang digariskan syariat sangat mudah,  mencari pasangan dengan kriteria apapun, yang penting agamanya harus menjadi nomor satu. Boleh mencari pasangan yang cantik parasnya, berpendidikan tinggi, dari keturunan terhormat atau yang memiliki kekayaan, tetapi semuanya tetap harus mengedepankan agama, karena agama adalah syarat mutlak sedangkan yang lain hanya pelengkap. Ketika agama calon pasangan sudah mumpuni dalam agama, maka yang dilakukan selanjutnya tidak lagi penjajakan tetapi pelaminan.
Untuk para remaja ataupun pemuda, dalam usia emas yang dimiliki maka gunakanlah waktu untuk berkarya atau belajar sebanyak-banyaknya, menjalin cinta itu ada waktunya yakni saat kau telah menghalalkannya. Mapankan diri dalam segala hal, dalam kepribadian, dalam keuangan dan yang lebih penting dalam hal pegangan (agama). Pendamping yang baik hanya untuk orang yang baik, oleh sebab itu perbaiki diri maka Allah akan memberikan yang terbaik.
Menghalalkan hubungan memang berat, metamorfosis dari saya menjadi kita memerlukan pengorbanan. Harus sabar dalam setiap tahapan, harus kuat ditengah goncangan dan harus semangat melihat masa depan. Oleh sebab itu ketika rasa cinta mulai bersemi dan terlihat akan diterima dan ditanggapi, kuatkan hati dan siapkan diri, karena jika tidak maka fitnah yang menghampiri, pilihan yang ada tinggal dua sudahi atau nikahi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar