"Sesungguhnya Allah Akan Mengangkat Derajat Orang Yang Beriman dan Memiliki Ilmu Pengetahuan Beberapa Derajat"

Selasa, 20 Desember 2016

Pergerakan Muhammadiyah

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN
(Sarana Penegak Agama Islam)
Oleh : Aby Quhava Ahda Al-Banjary


Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah islam amar ma'ruf nahi mungkar belum banyak difahami secara mendalam oleh masyarakat bahkan oleh warga Muhammadiyah sendiri. Sebagian ada yang menganggap Muhammadiyah sebagai agama, sehingga sering dahulu didengar ada seorang ayah yang berpesan dengan anak perempuannya bahwa jika nanti ia akan menikah, maka harus dengan orang islam, asal jangan pilih orang Muhammadiyah. Muhammadiyah seolah dianggap agama baru karena diawal kemunculannya gerakan yang dilakukan tidak sama dengan apa yang dilakukan atau di amalkan oleh orang kebanyakan. Ada juga yang mengatakan bahwa kita itu harus mengikuti Al-Quran dan Sunnah yang shahih sebagai pedoman hidup baik terkait akidah, ibadah maupun muamalah, oleh sebab itu mengikuti himpunan putusan tarjih dianggap tidak mengikuti dua sumber ajaran islam utama tersebut.

Muhammadiyah adalah gerakan, organisasi atau lembaga yang dilandasi oleh agama, pondasi utamanya adalah Al-islam, sehingga setiap gerak langkahnya akan selalu berpedoman kepada Al-islam sebagai agama dan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber ajarannya. Sebagai gerakan, Muhammadiyah menjadi sarana agar setiap anggotanya atau kaum muslimin pada umumnya mudah untuk memahami agama yang dianutnya, bukan hanya sekedar ikut dengan orang kebanyakan, bukan pula hanya sekedar label pada KTP yang merupakan bawaan lahir, sekedar formalitas belaka atau karena sebab lain yang semisalnya. Muhammadiyah bertujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama islam, sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah menginginkan agar Islam itu tegak dan tinggi, meskipun diyakini bahwa islam itu tinggi dan tidak ada yang agama lain yang lebih tinggi daripadanya, namun islam itu perlu diperjuangkan terlebih dari ronggongan orang-orang yang tidak menghendaki islam itu bersinar. Hanya meyakini bahwa islam itu tinggi tidak akan berhasil menempatkan islam menjadi tinggi dalam kehidupan manusia jika pemeluknya sendiri tidak mengamalkan ajaran-ajarannya, tidak memegang prinsip-prinsip yang ada padanya serta tidak kenal bahkan asing dengan sumber utama ajarannya.
Segala sesuatu terkait hidup dan kehidupan telah lengkap dan sempurna diatur oleh Allah melalui agama islam, akan tetapi guna memudahkan penerapannya dalam kehidupan, maka Muhammdiyah membentuk majelis (bagian) yang mengurus urusan tertentu terkait hidup dan kehidupan itu sendiri. Sebagai contoh misalanya, keberadaan Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus berperan menyampaikan ajaran-ajaran agama dengan berlandaskan pada sumber aslinya yakni al-Quran dan Sunnah dengan berbagai kegiatan pengajian agama yang dilaksanakan. Dengan demikian kaum muslimin benar-benar mampu mengenal, memahami dan menjalankan ajaran tersebut sesuai dengan apa yang Allah dan Rasulnya tentukan. Apa yang diamalkan bukan lagi sekedar penerawangan berdasarkan hawa nafsu atau akal pikiran manusia saja, tetapi telah masuk ke konteks Mutaba'ah. Mutaba'ah yang dimaksud ialah ikut dan tunduk kepada ketentuan yang digariskan Allah dan Rasulnya dengan mengetahui dengan jelas sumber-sumbernya dan bukan sekedar mengekor dan ikut-ikutan (taqlid) dengan orang kebanyakan.
Contoh lainnya adalah keberadaan Majlis Tarjih, salah satu yang dihasilkan adalah  himpunan putusan tarjih (HPT), himpunan putusan tarjih berisi Rangkuman ajaran islam baik terkait Aqidah, ibadah dan Muamalah yang dihimpun dari berbagai dalil serta dipilih yang shahih atau paling Rajih untuk memberi kemudahan dalam pengenalan, pemahaman dan pengamalan. Akhirnya kaum muslimin khususnya warga Muhammadiyah lebih mudah mengamalkan ajaran agamanya dengan dasar yang jelas. Pun demikian Muhammadiyah tidak pernah menganggap bahwa dalil yang dipakai dalam HPT sebagai satu-satunya dalil yang paling shahih, oleh sebab itu Muhammadiyah tidak mempermasalahkan jika ada kaum muslimin yang mengamalakan suatu amal yang berbeda dari apa yang dimuat dalam HPT selama berdasarkan pada dalil yang shahih. Dalam beberapa riwayat Hadist ditemukan bahwa Rasulullah saw memberikan beberapa contoh yang berbeda terkait suatu perkara,  salah satu tujuannya adalah agar memberikan kemudahan.
Mengingat pentingnya pendidikan, Muhammadiyah berjuang dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) agar kaum muslimin dapat memperoleh pendidikan yang layak,  selain sebagai penunjang dalam menjalani hidup di dunia juga sebagai pengejawantahan pelaksanaan perintah agama untuk Talabul 'Ilmi (menuntut ilmu).
Dengan demikian harapan besar pendiri serta orang-orang yang berkecimpung di Muhammadiyah agar organisasi yang besar ini mampu memegang peranan dalam menjadikan islam agama sebagai hanif yang membawa Rahmat bagi semesta alam, serta menjadi sarana bagi umat islam mampu memahami dan selanjutnya mengamalkan ajaran-ajaran agama islam yang sebenarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar